Semarak dan antusiasme amat terasa dalam gelaran Pelatihan Guru Mengaji dan Muallim Halaqah yang digelar Persaudaraan Dai Indonesia (Posdai) bekerjasama Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Selatan serta didukung oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) yang digelar selama 3 hari dibuka pada Jum’at, 6 Rabi’ul Awal 1445 (22/9/2023).
Kegiatan yang digelar di Gedung Peradaban DPD Hidayatullah, Jalan Pattiro Tasi, Kota Parepare, Sulsel, itu dibuka oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Parepare Ir. H. Kaharuddin Kadir.
Dalam sambutannya, Kaharuddin mengapresiasi dan menyambut baik program pembinaan tenaga pengajar Al Quran dan pembimbing agama untuk masyarakat ini.
Sebagai wakil rakyat, kata Kaharuddin, program pelatihan ini sangat penting diselenggarakan disamping sebagai medium peningkatan kualitas iman dan takwa, juga dalam rangka meneguhkan nilai nilai Al Qur’an dalam kehidupan sehari hari sebagai pedoman hidup manusia.
“Coba kita bayangkan apa jadi jika kehidupan manusia tanpa pedoman. Maka ia akan berbuat sekehendak hawa nafsunya,” katanya.
Karenanya, legislator empat periode ini menyatakan sambutan baik dan dukungannya atas program pelatihan guru Al Qur’an. “Saya sangat mendukung kegiatan seperti ini,” katanya.
Di penghujung acara pembukaan kegiatan ini Kaharuddin juga didapuk meresmikan studio dakwah Gedung Peradaban Hidayatullah Parepare dan menyatakan dukungannya untuk kebutuhan studio dakwah tersebut.
Berantas Buta Aksara Al Qur’an
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan Ust. Drs. Nasri Bukhori menyampaikan gerakan penguatan guru ngaji dan muallim ini bagian dari program yang telah dicanangkan sejak awal.
Dengan penyetaraan kemampuan dalam penguasaan metode GRAND MBA (Gerakan Nasional Dakwah Membaca dan Belajar Al Qur’an) yang telah diluncurkan Hidayatullah, ia berharap pemberantasan buat aksara Al Quran di masyarakat dapat berjalan secara sinambung dan efektif.
Ia lantas menguraikan hikmah yang terkandung di dalam Al Qur’an Surat Al-Isra Ayat 82 yang mengetengahkan keajaiban Al Qur’an yang hendaknya menjadi pegangan atau azimat bagi setiap muslim.
Nasri menjelaskan bahwa Al Qur’an bukan semata bacaan lisan yang membuahkan pahala bagi pembacanya, melainkan ia juga merupakan kitabullah yang menyembuhkan hati dari keraguan, kemunafikan, dan kebodohan, dan menghindarkan orang beriman dari kerisauan pada dunia yang menyiksa.
“Al-Quran ini merupakan rahmat bagi manusia, Al Qur’an sebagai syifaa sekaligus ia merupakan hudan (petunjuk). Manusia hidup butuh rahmat, manusia hidup butuh hudan,” katanya menekankan.
Dia berharap pelatihan terus bergulir guna mencetak guru guru Al-Qur’an yang berkarakter dan berkualitas sehingga semakin banyak manusia yang tercerahkan dengan Al-Qur’an ini.
Ketua Panitia Acara, Rezkyaman, menyebutkan Pelatihan Guru Mengaji dan Muallim Halaqah ini dihadiri 35 ustadz 58 ustadzah perwakilan dari berbagai daerah se-Sulawesi Selatan.
“Karena tempat tidak cukap, maka dibuat dua ruangan hadir perwakilan kabupaten kabupaten,” kata Rezkyaman.
Dia menambahkan, pelatihan ini diagendakan beberapa kali dalam setahun dengan tujuan semakin banyak guru guru Al Qur’an. “Kita akan mengadakan pelatihannya seperti di kabupaten kabupaten yang ada di Sulsel,” tandas Rezkyaman yang juga Ketua Posdai Sulsel ini.
Selain narasumber wilayah Sulsel, pelatihan yang digelar secara intesif selama 3 hari ini juga mengundang narasumber instruktur nasional yaitu Ketua Korps Muballigh Hidayatullah (KM) Ust. Iwan Abdullah, M.Si yang memberi materi pelatihan berkenaan dengan arah kebijakan strategis dakwah, manajemen halaqah, pengembangan materi taklim, dan lainnya.
Berikutnya ada Ust. Muhdi Muhammad, S.Sos.I selaku Instruktur Nasional Grand MBA dan Metode Al Hidayah yang menyajikan materi menjadi guru Al-Qur’an yang kreatif, metedologi Al Hidayah, makhorijul huruf, tahsin, tajwid, terjemah, dan tafsir. (ybh/hidayatullah.or.id)
Sumber: Hidayatullah.or.id