Dai Mengabdi utusan dari Sekolah Dai Hidayatullah (SDH) Parepare yang bertugas di sebuah desa di ketinggian pegunungan Latimojong, terus melayani masyarakat dan warga muslim yang ingin belajar mengaji.
“Pagi, siang, sore selalu ada warga yang ke masjid untuk belajar mengaji,” kata Muhammad Syukur Asirun dalam keterangannya, Kamis (22/4/2021).
Syukur Asirun adalah salah satu dari 15 santri Sekolah Dai Parepare yang bertugas di sebuah desa di ketinggian pegunungan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Para dai muda ini diterjunkan pada awal Ramadhan lalu ini kini telah berada di berbagai daerah di Sulawesi Selatan dalam program Sebar Da’i Ramadhan yang di gagas oleh Laznas BMH Sulsel dan Yayasan H. Kalla.
Berbagai tugas keagamaan dan sosial mereka laksanakan seperti, menjadi imam salat, mengajar mengaji, membersihkan masjid, dan membantu warga sekitar.
Menurut Ustadz Syukur, hanya ada satu masjid di desa yang tinggali oleh lebih dari 1.000 orang warga ini. Jarak rumah di sini pun berjauhan, dengan jalanannya yang belum diaspal.
“Setiap malam kami berusaha untuk menyampaikan ceramah tarawih. Kami ingin keberadaan kami di Desa Tabang ini memberikan manfaat lebih,” terang dai kelahiran Konawe Sultra ini.
Ia mengaku selalu bersyukur, karena semua ikhtiar itu mendapatkan dukungan dan respon yang baik dari warga dan pemerintah setempat.
“Termasuk menjadi dai tetap dalam safari dakwah dari dusun ke dusun bersama pemerintah desa setempat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, SDH Parepare adalah program pendidikan da’i dengan masa belajar selama setahun. Mahasantri berasal dari berbagai wilayah di Indonesia khususnya di kawasan timur Indonesia.
Saat ini SDH Parepare telah meluluskan dua angkatan dan bersiap untuk menerima angakatan ketiga per Juli mendatang.*/Sumariyadi
Sumber: Hidayatullah.or.id